MASYARAKAT
PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN
·
Masyarakat
Perkotaan
A. Pengertian
Masyarakat
Masyarakat dapat
mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah
ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan,
bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan
dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok
manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa,
golongan dan sebagainya.
B. Masyarakat
Perkotaan dan Ciri-ciri
Masyarakat kota adalah
sekumpulan manusia dalam jumlah besar yang berinteraksi dalam sebuah daerah
besar. Dimana dalam melakukan interaksi tersebut pemerintah sebagai pemimpin
dari kelompok tersebut membuat peraturan – peraturan. Tujuan dari peraturan –
peraturan yang dibuat oleh pemerintah adalah sebagai pembatas kegiatan
perseorangan. Dalam melakukan kegiatan di dalam kelompok tersebut, setiap
individu atau perorangan harus mengerti apa peraturan yang berlaku di daerah
yang mereka tempati atau tempat yang mereka pijaki. Seperti saat anda
berkendara di jalan raya, di perpustakaan, dan lain sebagainya.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada
masyarakat kota yaitu :
-
Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa.
-
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu.
-
Pembagian kerja
di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
-
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
-
Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada
faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
-
Pembagian waktu
yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
-
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di
kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh.
C. Perbedaan
Desa dengan Kota
Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural
community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994),
per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu
desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat
membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya
karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan
fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda,
bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua
sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai
berikut:
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Kota
|
>Perilaku
homogen
>Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan
dan kebersamaan
>Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan
status
>Isolasi sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
>Kolektivisme
|
>Perilaku
heterogen
>Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan
diri dan kelembagaan
>Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan
fungsi
>Mobilitas sosial, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
>Individualisme
|
Warga suatu
masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam
ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem
kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).
Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di
desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan
kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang
kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan
penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan
orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting.
Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan
yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan
kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan,
lurah dan sebagainya.
Ada beberapa
ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan
dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat
disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1) jumlah dan kepadatan
penduduk
2) lingkungan
hidup
3) mata
pencaharian
4) corak kehidupan
sosial
5) stratifiksi
sosial
6) mobilitas
sosial
7) pola interaksi
sosial
8) solidaritas
sosial
9) kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional
D. Hubungan Desa dengan Kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan
yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan
dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya
atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”,
dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat
transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan
dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan
kekotaan.
Hubungan
kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena
itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan
makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara
teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar,
seperti:
-
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang
perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan.
Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang
beraneka ragam;
-
Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya
Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan.
Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
-
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk,
prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi;
-
ko-operasi kota-desa, pada umumnya
berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
E.
Aspek Negatif dan Positif
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan
politik. Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut. Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara
umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5
unsur yang meliputi :
-
Wisma
: Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
-
Karya
: Untuk penyediaan lapangan kerja.
-
Marga
: Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
-
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi,
kebudayaan, dan kesenian.
-
Penyempurnaan
: Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu
semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
-
Aparatur kota harus dapat menangani berbagai
masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi
kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
-
Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan
pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul
dengan masalah lainnya ;
-
Masalah
keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka
kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
-
Dalam
rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para
pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat
bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena
itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat
dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan
pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah
kota sebagai berikut :
-
Menekan angka kelahiran
-
Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri)
ke pinggiran kota
-
Membendung urbanisasi
-
Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha
relatif rendah
-
Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota
kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
-
Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak
mempunyai pekerjaan.
Masyarakat
Pedesaan
A. Pengertian
Pedesaan dan Ciri-ciri
Desa
menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut
Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang
menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan
ciri ciri sebagai berikut :
-
mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antara ribuan jiwa.
-
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kebiasaan
-
Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang
paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan
alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
Ciri –ciri masyarakat desa
Dalam buku
Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons”
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)
yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
-
Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan
kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang
lain dan menolongnya tanpa pamrih.
-
Orientasi kolektif sifat ini merupakan
konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak
suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya
semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
-
Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal
yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah
tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya
berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
-
Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau
sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja,
tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.(lawanya prestasi).
-
Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak
jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan
eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan
sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada
desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
B. Hakikat
dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa dinilai oleh orang
kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang sebagian tidak mementingkan
masalah politik mereka hanya mementingkan gimana menikmati hidup dengan
kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka itu cukup dibanding
dengan harus mengatur atau memegang sebuah jabatan. Dan masyarakat pedesaan ini
memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai
dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba kecukupan bukan
berarti mereka bodoh atau malas, buktinya memang ada seorang pejabat yang
mengerti akan mengelola padi untuk mendapatkan beras terbaik ? ada pasti bisa
menjawab itu, kecuali pejabat itu anak dari petani. Masyarakat pedesaan ini
memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu hidup dengan
bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat bergantung dengan
masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras, apa jadinya biala
didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas masyarakatnya adalah orang
kaya. Fungsi masyarakat pedesaan ini yaitu merka menjadi lumbung bahan mentah
dan tenaga kerja.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat
yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan
adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan
pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi
terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan
keluar dari hakikat itu.
C. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan
tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa
orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat
sambutan yang sangat dari para ahli.
Karena pada
umumnya masyarakat sudah bekerja keras. Tetapi para ahli lebih untuk memberikan
perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal
ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif
dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong
bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).
D.
Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
-
Para petani
di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu
sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak
berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri
dengan bersembunnyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya
wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian
sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
-
Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk
mencapai kedudukannya.
-
Mereka
berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka
kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang
kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa
kekayaan bagi mereka).
-
Mereka
menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu
hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar
peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja
menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
-
Dan unutk
menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa
dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
Urbanisasi
A. Pengertian
Urbanisasi dan Tanda-tandanya
Urbanisasi
mempunyai pengertian sebagai suatu proses pindahnya sebagian besar penduduk di
suatu negara untuk bertempat tinggal di pusat-pusat perkotaan. Menurut Schor,
pengertian urbanisasi mengandung arti yang bermacam-macam, antara lain:
-
Arus pindah ke kota
-
Bertambah besar jumlah tenaga kerja nonagraris
di sekitarindustri dan sekitar jasa
-
Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
-
Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan
memengaruhi segi ekonomi, sosial kebudayaan, dan psikologi.
Konsep pokok urbanisasi tersebut, baik sebagai proses
maupun perpindahan penduduk sangat sulit untuk dipisahkan. Hal ini dikarenakan
konsep tersebut mempunyai keterkaitan di mana penduduk merupakan faktor penentu
bagi perkembangan suatu kota.
Tanda-Tandanya Urbanisasi
adalah :
Terjadinya arus perpindahan penduduk
dari desa ke kota, Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja nonagraria di sektor
sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa), tumbuhnya pemukiman menjadi
kota, meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi ekonomi, sosial,
kebudayaan dan psikologis.
B. Sebab-sebab Terjadinya Urbabisasi
Faktor Pendorong Dari Desa adalah :
Faktor pendorong dan desa yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
-
Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di
desa.
-
Tanah
pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
-
Kehidupan pedesaan
lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
-
Fasilitas
kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
-
Upah kerja
di desa rendah.
-
Timbulnya
bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari Kota adalah :
-
Faktor
penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
-
Kesempatan
kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
-
Upah kerja
tinggi.
-
Tersedia
beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi,
rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
-
Kota sebagai
pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
C. Akibat-akibat Urbanisasi
Urbanisasi akan
menimbulkan akibat tidak baik di daerah pedesaan
yang ditinggalkan maupun di kota yang dituju. Akibat daridanya urbanisasi
adalah sebagai berikut.
Akibat negatif urbanisasi yang
terjadi di desa antara lain :
-
Terjadi
kekurangan tenaga muda karena pemuda banyak
yang pindah ke kota untuk mencari pekerjaan.
-
Sulit
mencari tenaga terdidik sebagai
tenaga penggerak pembangunan sebab mereka
yang mempunyai pendidikan cukup tinggi
tidak mau pulang ke desanya.
-
Terhambatnya
pembangunan di desa.
-
Produktivitas
pertanian dan
sumber-sumber penghasilan di
daerah pedesaan makin menurun sebab kekurangan tenaga pengelola.
Akibat
negatif urbanisasi yang terjadi di kota antara lain :
-
Di
bidang kependudukan,
semakin meningkatnya kepadatan penduduk di kota.
-
Di bidang
ekonomi, akibat kurangnya keterampilan yang dimiliki
oleh para urban sehingga meningkatnya pekerja kasar di kota, penghidupan
semakin sulit, kesempatan
kerja semakin sempit, dan jumlah
pengangguran meningkat.
-
Di bidang
sosial, perumahan makin sulit diperoleh
sehingga timbul golongan tunawisma (gelandangan) gubuk-gubuk liar, daerah
pemukiman kumuh atau slum area, dan lingkungan kota menjadi kotor.
-
Di bidang
transportasi, sering terjadi
kemacetan lalu lintas terutama
dijalan-jalan besar, meningkatnya kecelakaan lalu lintas,
jumlah transportasi umum tidak mencukupi jumlah penumpang.
-
Di bidang keamanan, meningkatnya
angka kejahatan, seperti pencopetan, penodongan, pencurian,
penipuan, dan perampokan.
Meskipun
urbanisasi banyak membawa akibat negatif,
ada juga akibat positifnya.
Akibat
positif urbanisasi bagi desa :
-
Mengurangi
pengangguran di pedesaan.
-
Mengurangi
kepadatan penduduk di desa.
-
Tertanamnya
sifat dinamis masyarakat desa akibat
pengaruh dan urban yang pulang ke desa, sehingga menunjang
pembangunan desa.
Akibat
positif urbanisasi bagi kota adalah dapat
memperoleh tenaga kerja yang murah untuk pembangunan.
D. Usaha Menanggulangi Urbanisasi
Upaya yang harus dilakukan
pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi adalah sebagai
berikut :
-
Melaksanakan
pembangunan secara desentralisasi, yaitu
pembangunan yang merata atau menyebar berpusat
pada daerah-daerah.
-
Masing-masing
daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya.
-
Mengadakan
modernisasi desa dengan program pembangunan.
-
Memperbanyak
fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti fasilitas
kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.
-
Mengendalikan
pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana.
-
Meningkatkan
perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi, menggiatkan
koperasi unit desa.
-
Meningkatkan
keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem keamanan lingkungan atau
siskamling.
-
Mengeluarkan
peraturan untuk mempersulit perpindahan penduduk
desa ke kota, misalnya izin
pindah ke kota sulit,
Jakarta dinyatakan tertutup bagi
pendatang baru.
Ø Permasalahan
apa saja yang biasanya terjadi pada masyarakat kota dan masyarakat desa??
Bila kita berbicara tentang
permasalahan yang ada di desa dan dikota jelas pasti ada perbedaannya contoh
saja bila dikota kita sering menjumpai adanya konflik-konflik antar
golongan atau individu yang berakhir pada kekerasan dan itu sering terjadi di
perkotaan tatapi jika didesa masalah seperti itu jarang terjadi kerena adanya
faktor kekluargaan yg erat antara penduduk desanya tapi pada masyarakat desa
tertentu juga kita suka melihat adanya konflik-konflik ntar daerah atau suku
mungkin itu didasari oleh hal yang benar-benar sudah parah sehingga menimbulkan
konflik yang besar , contoh lain misalanya dalam masalah transportasi di kota
masalah kemacetan itu sudah menjadi hal yang sangat wajar mungkin bagi semua
masyarakat yang ada di kota sedangkan di pedesaan mungkin masalah kemacetan
yang parah itu sukar untuk ditemui .
Jadi pada intinya masalah yang ada di kota dan di desa itu ada bedanya tetapi ada juga masalah yang ada di kota dan juga ada didesa, semua itu seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju jadi sekarang sudah banyak desa-desa yang hampir menyerupai kota baik itu dari segi masyarakatnya, gaya hidupnya, dan juga tatanan kebudayaanya.
Jadi pada intinya masalah yang ada di kota dan di desa itu ada bedanya tetapi ada juga masalah yang ada di kota dan juga ada didesa, semua itu seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju jadi sekarang sudah banyak desa-desa yang hampir menyerupai kota baik itu dari segi masyarakatnya, gaya hidupnya, dan juga tatanan kebudayaanya.
Ø Apabila
kalian tinggal di pedesaan apakah anda ingin pindah ke kota? Jelaskan
alasannya!
Tidak, saya akan tetap tinggal
di pedesaan. Mengapa? Karena saya lebih suka suasana pedesaan yang tenang,
sejuk, dan damai. Jika kita tinggal di pedesaan kita bisa melihat betapa
indahnya ciptaan Tuhan. Kita masih bisa melihat gunung/pegunungan yang indah, udara
yang segar dengan banyak pepohonan disekitar dan bintang-bintang di langit pada
malam hari. Didesa rasa kebersamaan yang tinggi dan rasa peduli terhadap sesama
yang juga besar menempatkan kebersamaan masyarakat yang tinggal didesa lebih
kompak dan saling tolong menolong. Karena lingkungan dan luas daerah yang
kecil, otomatis kita mudah dikenal oleh para tetangga. Di kota kecil, penting
untuk menjaga tali silaturahmi, sehingga kita akan mengenal warga di sana. Dan kita
dapat menciptkan hal-hal yang baru dan berguna untuk masyarakatnya.
Referensi: