1. MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A.
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan
hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya,
merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi
tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang
kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan
lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah
satu ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tecapai.
Banyak yang menilai kegelisahan ada macam-macam diantaranya adalah
kegelisahan negatif dan positif yang di artikan sebagai berikut :
1.
Kegelisahan Negatif :
kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan
yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya
sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret
untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam
‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini
merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.
2. Kegelisahan
Positif :
Dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam
memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian
dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara
tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi
kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia
merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan
negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian
kadarnya membahayakan kesehatan manusia.Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu
kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang
kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan
sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
Bahaya adalah sikap kcadaan dalam lingkungan seseorang yang
mengancam untuk meneelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat
pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan
untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda
tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami
seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui
dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu
demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang
mencemaskan. Seseorang wanita yang pernah diperkosa
oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri
melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya
sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecnemasan akibat dan
kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana
pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena
seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu,
terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang
dialami oleh seorang bayi atau anak keeil dan sangat berkesan akan
nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia
mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu ccmas bila
berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya,
tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik karena
ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti
berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
(b). Kecemasan neorotis (syarat)
Kecemasan ini timbul
karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund
Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
-
Kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dcngan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan
bayangannya scndiri, atau takut akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego.
Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari
seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa
seseuatu yang hebat akan
-
Bentuk ketakutan yang tegang
dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari
phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan
melebihi proporsi yang sebenamya dan obyek
yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis
takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia
tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet
oleh ayahnya. satu untuk dia dan satu untuk adiknya.
Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya,
sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari
ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan
balon karet.
-
Rasa takut lain ialah
rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi
ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang
tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang
dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego
dan superego melarangnya.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan
karena pribadi seseorang.Tiap
pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri,
dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Rasa
iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari
pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep
yang kurang sehat Oleh karena itu sering alasan untuk iri,
benci, dengki itu kurang dapat dipahami
orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah
sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan
merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan
putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya
kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan,
sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga
kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya
menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan
kecemasan moril.
B.
Sebab-sebab Orang Gelisah
Bukan merupakan sebuah
kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga
atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang
ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan
dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya.
Mungkin, kita bisa menyebutkan
beberapa hal berikut ini yang berhubungan dengan pembahasan tersebut:
1. Cinta
Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya
perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan
buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai
dalam Mengingat Allah
Dalam
beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan
tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah
mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3.
Gejolak Hati
Terkadang
was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras
akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang
dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia,
sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu,
ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan
guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran
tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul
dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang
berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa
Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada
masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa
dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan
berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain.
Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam
was-was.
5. Tidak
Merasa Aman
Dalam
keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya
was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran
dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini
merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan
yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya
perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa
was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam
pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan
menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa
yang Lemah
Kelemahan
jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri
kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan
terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan
keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama
darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
7. Panik
Panik adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan. Panik merupakan
ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang
terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Dengan adanya rasa panik
otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan mengakibatkan seseorang
menjadi gelisah.
8. Kesulitan ekonomi
Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang dialami ketika seseorang
merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi. Seperti hal nya tidak
mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas kebutuhan. Dengan
adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa terdesak dan gelisah
untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan kesulitan ekonomi tersebut.
9. Persiapan yang tidak
matang
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan persiapan yang matang.
Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi belum ada persiapan yang
matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti dalam menghadapi
ujian, tetapi belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian
tersebut, maka kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
C.
Solusi Kegelisahan
Kegelisahan nyatanya membuat pikiran dan perasaan seseorang merasa
tidak nyaman. Ada beberapa usaha – usaha yang perlu kita ketahui untuk
mengatasi kegelisahan, diantara nya :
1.
Bersikap tenang
Tenang merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi
rileks. Pada saat seseorang merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu
menghilangkan atau mengurangi
2.
Intropeksi diri
Pada saat gelisah, intropeksi diri sangat
diperlukan untuk membantu menghilangkanperasaan gelisah. Dengan adanya
intropeksi diri seseorang akan mulai berfikir apa penyebab kegelisahan nya dan
bagaimana cara menyelesaikan permasalahan nya tanpa harus merasa gelisah.
3. Berserah diri kepada
Tuhan
Kegelisahan terkadang membuat diri seseorang lupa
akan ada nya Tuhan
yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita
memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluar
dari kegelisahan yang kita alami.
yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita
memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluar
dari kegelisahan yang kita alami.
4.
Bercerita kepada seseorang
Apabila sedang mengalami kegelisahan, alangkah baik
nya apabila seseorang dapat menceritakan permasalahan yangmembuatnya gelisah.
Dengan adanya bercerita kepada seseorang, permasalahan yangsedang dialami bisa
mendapatkankan pendapat ataupun saran. Jadi kemungkinan kegelisahan tidak akan
bertambah dengan adanya pendapat atau saran yang diterima.
2. MANUSIA
DAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap.
Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan
harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap
orang yang datangnya merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri
dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada Allah SWT.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang
diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu
yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun
diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun
ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak
orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan
berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau
keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang
oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya,
misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan
iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari
semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir
positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk
menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.
Manusia Dan Harapan
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian,
kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang
terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan
lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang
optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya
sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat
dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada
saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan
terjadi. Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan
keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda,
orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang
yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki
semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan
harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut :
- Harapan apa yang baik
- Bagaimana cara mencapai harapan itu
- Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika
manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat
tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara
dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada
hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya
menjadi kenyataan dan terwujud.
B. Sebab Manusia Memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke
dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu
keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah
seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan
spiritualnya.
Ada
dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu :
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis,
bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan.
Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan
manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah
menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan
rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan,
keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow
mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu
merupakan lima harapan manusia, yaitu :
- Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
- Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
- Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
- Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
- Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
Harapan Dan Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang
dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima
dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Harapan dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau
mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan
berdo’a sungguh-sungguh kepada Allah SWT serta mempercayai adanya Allah
SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
C. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
- Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.
- Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
- Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan
rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi,
situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
- Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
- Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
- Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
- Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
- Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Contoh
Kegelisahan dalam kehidupan sehari-hari
Jika
kesulitan ekonomi dijadikan alasan sebagai penyebab utama, tentu masih banyak
saudara kita yang lebih parah ekonominya dari kita. Tapi sebagian mereka masih
bisa tersenyum, dan nyenyak tidur hanya dengan beralaskan tikar di bawah
jembatan dan di pinggir jalan. Mengapa kita harus gelisah?
Jika
kekhawatiran hilangnya harta, jabatan atau popularitas menjadi penyebab
kegeliasahan. Bukankah semua ini memang tidak kekal, semuanya bersifat
sementara. Padahal masih lebih banyak saudara- saudara kita yang hidup serba
pas-pasan, tidak punya jabatan, apalagi popularitas. Justru mereka sering
dihina. Tapi anehnya, sebagian mereka masih bisa tersenyum dan nyenyak tidur di
dalam rumah kontrakan yang sempit dan pengap.
Contoh manusia dan harapan dalam
kehidupan sehari-hari
- Bagi seorang anak kecil pun dapat mempunyai harapan dalam dirinya, misalkan saja seorang anak mempunyai harapan untuk mendapatkan hadiah dari orang tuanya serta orang disekitarnya pada saat dia ulang tahun. Untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya dia dapat melakukan meminta langsung terhadap orang tuanya.
- Bagi seorang remaja mengharapkan orang yang dicintainya dapat menerima cintanya dan menjalin suatu hubungan. Dari hal yang diharapkan tersebut dia dapat melakukan hal-hal yang dibilang tidak masuk akal pun dilakukan hanya untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari pasangannya itu.
- Bagi seorang pelajar, misalkan dia menginginkan mendapatkan nilai bagus dan dapat lulus dengan nilai yang baik, maka dia dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan nilai terbaik itu, contohnya saja dengan cara belajar dengan baik, giat dan serius. Meminimalisir kegiatan bermain.
- Bagi seorang dewasa, misalkan saja seseorang yang berharap naik pangkat dari pekerjaanya. Dia akan berusaha menjadi lebih baik lagi terhadap pekerjaanya dan berperilaku baik dalam kesehariannya agar dapat mencapai yang telah diharapkannya.
- Dari seseorang yang telah berusia lanjut, mereka juga punya harapan terakhir. Misalkan terhadap yang sudah ingin meninggal biasanya memberikan suatu pengharapan lewat surat wasiat yang diberikan kepada keluarganya berupa pesan dalam hal harta atau apapun.
Sumber :