A. Faktor - Faktor Perubahan Organisasi
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
berasal dari dalam maupun dari luar organisasi.
Faktor internal : tujuan,strategi dan
kebijakan organisasi, kegiatan, dan teknologi yang digunakan. Faktor-faktor
intern yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi antara lain :
a. Perubahan kebijaksanaan pimpinan
b. Perubahan tujuan
c. Pemekaran / perluasan wilayah operasi
organisasi
d. Volume kegiatan yang bertambah banyak
e. Tingkat pengetahuan dan keterampilan
dari para anggota organisasi
f. Sikap dan perilaku dari para anggota
organisasi
g. Berbagai macam ketentuan atau peraturan
baru yang berlaku dalam organisasi
Faktor eksternal : politik, pendidikan,
ekonomi, sosial, kebudayaan, dan teknologi. Lingkungan ekstern adalah
keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang mempengaruhi organisasi dan
kegiatan organisasi. Lingkungan ekstern tidak hanya mempengaruhi organisasi
tertentu, tetapi juga terhadap semua organisasi yang ada di masyarakat. Faktor
- faktor yang termasuk dalam lingkungan ekstern cukup banyak, di antaranya
adalah :
a. Politik, meliputi segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemerintahan.
b. Hukum, meliputi semua ketentuan yang
berlaku yang harus ditaati oleh setiap orang baik secara individu maupun secara
kelompok
c. Kebudayaan, meliputi kebudayaan
material dan kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan material mengenal berbagai macam
alat dan barang-barang dengan cara kerja mekanis, elektris, atau elektronis,
merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap kehidupan organisasi.
d. Teknologi, segenap hasil kemajuan dan
teknik perkembangan industri peralatan modern. Teknologi meliputi tingkat
pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang manufaktur, dan
fasilitas-fasilitas lain serta mencakup kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan dan menerapkannya
e. Sumber alam, meliputi segenap potensi
sumber alam baik di darat, laut maupun udara, berupa tanah, air, energi, flora,
fauna dan lain-lain termasuk pula geografi dan iklim.
f. Demografi, meliputi sumber tenaga kerja
yang tersedia dalam masyarakat, yang dapat diperinci menurut jenis kelamin,
tingkat umur, jumlah dan bagaimana sistem penyebarannya.
g. Sosiologi, ilmu tentang kehidupan
manusia dalam lingkungan kelompok, atau ilmu tentang masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN
DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI
Faktor perubahan
organisasi terbagi 2, yaitu:
-
Faktor internal
Adalah segala
keseluruhan faktor yang ada di dalam
organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi
organisasi dan kegiatan organisasi.
Adalah penyebab
perubahan yang berasal dari dalam
organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal
dari berbagai sumber.
Problem yang sering
timbul berkaitan dengan hubungan sesama anggota
organisasi pada umumnya menyangkut masalah
komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerjasama yang
berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang
merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Problem yang timbul dapat menyangkut masalah
sistem kerjasamanya dan dapat pula menyangkut
perlengkapan atau peralatan yang digunakan.
Sistem kerjasama yang terlalu birokratis atau
sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi
menjadi tidak efisien. Sistem birokrasi (kaku)
menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal
yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan
pada gilirannya produktivitas menurun, demikian
sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan
menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Contoh Faktor Internal :
a. Perubahan kebijakan lingkungan.
b. Perubahan tujuan.
c. Perluasan wilayah operasi
tujuan.
d. Volume kegiatan bertambah banyak.
e. Sikap dan perilaku
para anggota organisasi.
Faktor eksternal
Adalah segala
keseluruhan faktor yang ada di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan
kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut
antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan,
Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Adalah penyebab perubahan
yang berasal dari luar, atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh
karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan
yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan
yang besar itu terjadi karena lingkungan
menuntut seperti itu. Beberapa penyebab
perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern
adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
peraturan pemerintah.
Contoh
Faktor Eksternal:
a. Politik
b. Hukum
c. Kebudayaan
d. Teknologi
e. Sumber daya alam
f. Demografi
g. Sosiologi
Faktor pengembangan
organisasi terbagi 2, yaitu:
Faktor eksternal:
-
Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
-
Perkembangan IPTEK.
-
Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik
maupun sosial yang membuat organisasi
berfikir bagaimana mendapatkan sumber di luar
organisasi untuk masa depan organisasi.
Faktor internal:
-
Struktur.
-
Sistem dan prosedur.
-
Perlengkapan dan fasilitas.
-
Proses dan saran apabila titik cocok
akan membuat organisasi melalui perbaikan.
-
Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan
dengan kebutuhan yang ada.
CIRI-CIRI DAN METODE
PERKEMBANGAN ORGANISASI
Perkembangan organisasi
memiliki beberapa ciri-ciri dan metode.
Maka Pengembangan
organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Merupakan
strategi terencana dalam mewujudkan perubahan
organisasional, yang memiliki
sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat
tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Merupakan
kolaborasi antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan
cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
4. Mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi
manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan
pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan
efektivitas organisasi.
Bila selama ini
kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat
individu dan kelompok, maka perkembangan
manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning
organization), yang secara sederhana dapat
diartikan sebagai : organisasi yang secara terus
menerus melakukan perubahan diri agar dapat
mengelola pengetahuan lebih baik lagi,
memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya,
dan memperluas area belajarnya agar mampu
bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Ada
berbagai teknik yang dirancang para ahli,
dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi
serta bekerja secara efektif, antar-individu
maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik
yang sering digunakan berikut ini:
1.
Sensitivity training, merupakan teknik OD
yang pertama diperkenalkan dan yang dahulu paling
sering digunakan. Teknik ini sering disebut
juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan
training) yang masing- masing terdiri atas 6 – 10
peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing
peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap
orang lain, serta ketrampilan dalam hubungan
antar-pribadi.
2.
Team Building, adalah pendekatan yang bertujuan
memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap
individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik
team building sangat membantu meningkatkan
kerjasama dalam tim yang menangani proyek
dan organisasinya bersifat matriks.
3.
Survey feedback. Dalam teknik survey
feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner
yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap
mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja
dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey
ini diumpan balikkan pada setiap peserta,
termasuk pada para penyelia dan manajer
yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan
dengan kuliah atau lokakarya yang
mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan
perbaikan perbaikan konstruktif.
4.
Transcational Analysis (TA). TA berkonsentrasi
pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan
cara menyampaikan pesan yang jelas dan
bertanggungjawab, serta cara menjawab yang wajar
dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi
kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5.
Intergroup activities. Fokus dalam teknik
intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik
antar-kelompok. Ketergantungan antar kelompok , yang
membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak
masalah dalam koordinasi. Intergroup activities
dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau
memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat
saling ketergantungan tersebut.
6.
Proses Consultation. Dalam Process consultation,
konsultan OD mengamati komunikasi, pola
pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama,
dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi.
Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada
semua pihak yang terlibat tentang proses
yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan
koreksi.
7.
Grip OD. Pendekatan grip pada pengembangan
organisasi di dasarkan pada konsep managerial
grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake
dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya
kepemimpinan mereka yang kurang efektif
menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang
berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun
aspek produksi.
8.
Third-party peacemaking. Dalam menerapkan teknik
ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga
yang memanfaatkan berbagai cara menengahi
sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk
memecahkan persoalan atau konflik antar-individu
dan kelompok.
B. Ciri - Ciri Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana
dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
2. Merupakan kolaborasi antara
berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik
dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen
sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah
dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
C. Metode Pengembangan Organisasi
a. Jaringan Manajerial
Jaringan manajerial atau kisi manajerial
(Managerial Grid), disebut juga latihan jaringan (Grid Training), adalah suatu
metode pengembangan organisasi yang di dasarkan jaringan manajerial. Teori ini
dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Dalam metode ini dikenal dua
dimensi dua perilaku pimpinan, yaitu perilaku pimpinan yang memusatkan
perhatian pada produksi dan yang memusatkan perilaku pada orang. Dari segi
intensitasnya, seorang pimpinan mungkin dapat menerapkan sekaligus dua prilaku
tersebut dalam intensitas yang sama atau berbeda.
b. Latihan Kepekaan
Latihan kepekaan (Sensitifity Training)
merupakan latihan dengan kelompok. Oleh karena itu metode ini dinamakan pula
metode T-Groupe (T = Training). Dalam metode ini yang dimaksud dengan kepekaan
adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan
orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan untuk
berprestasi disebabkan oleh adanya persoalan emosional dari kelompok orang -
orang yang harus mencapai tujuan. Metode ini beranggapan bahwa apabila
persoalan emosional itu dapat di atas maka dengan sendirinya kesulitan untuk
beradaptasi dapat diatasi.
Oleh karena itu tujuan dari pada latihan
kepekaan adalah mempertajam daya peka, perasaan (emosi) dan kecepatan reaksi
dalam menghadapi beberapa persoalan. Dalam latihan ini anggota kelompok diberi
movasi untuk belajar mengenai diri sendiri dalam menghadapi orang lain,
kebutuhan dan sikap mereka sendiri. Sikap ini dapat terungkap melalui dua
jalur, yaitu melalui mereka sendiri terhadap orang lain, dan melalui perilaku
orang lain terhadap diri mereka sendiri.
c. Pembentukan Tim
Pembentukan Tim (Feedback Team) adalah
suatu metode yang berusaha mengumpulkan data - data dari para anggota
organisasi. Data itu meliputi data - data yang berhubungan dengan tingkah laku,
sikap, serta berbagai perasaan lain yang ada pada diri setiap anggota
organisasi. Data - data yang telah dikumpulkan kemudian disusun lalu
dikembangan kepada para anggota organisasi yang telah disurvei untuk
didiskusikan. Dari hasil diskusi akan diperoleh umpan balik (feedback) dari
para anggota organisasi yang telah disurvei, apakah perlu diadakan perubahan
atau tidak.
d. Feedback Survei
Metode - metode yang sebelumnya dianalisa
dan diterapkan tak luput dari kekurangan dan kesalahan, timbal balik survei ini
diperlukan untuk memperbaiki itu juga mengembangkannya. Timbal balik yang
diterima bisa dalam bentuk laporan ataupun pengamatan saat langkah sebelumnya
diberlakukan. Pada intinya data - data yang diterima dari pengamatan setelah timbal
balik diterima akan dikembalikan kepada tahap sebelumnya secara berulang dan
berkesinambungan sampai dicapainya hasil terbaik.
No comments:
Post a Comment