Saturday 31 October 2015

REVIEW AKUNTANSI - NERACA LAJUR

A. PENGERTIAN NERACA LAJUR
Neraca lajur adalah Kumpulan dari perkiraan mulai dari Neraca saldo, Ayat jurnal Penyesuaian, Neraca saldo setelah penyesuaian, Harga Pokok produksi (pada perusahaan industri), Perkiraan Rugi/ laba dan Neraca.
Neraca Lajur sebenar nya hanya untuk memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan. kolom neraca saldo diisi sesuai dengan yang ada pada neraca saldo setelah buku besar, kolom ayat jurnal penyesuaian diisi serupa pula dengan ayat jurnal penyesuaian menurut perkiraan-perkiraan. Neraca saldo setela penyesuaian diisi dengan melihat dari Neraca saldo dan Ayat jurnal penyesuaian. Jika ada perbedaan sisi antara kedua kolom neraca saldo dan ayat jurnal penyesuaian, maka nominal akan dikurangi, tetapi jika sisi antara kedua kolom, maka nominal akan dijumlah. jika dalam perkiraan tidak ada penyesuaian, maka langsung ditulis saja nominal yang tertera pada Neraca saldo setelah penyusutan. kedua sisi pada setiap kolom dijumlahkan, dan harus sama antara sisi debit dan sisi kreditnya.
Neraca lajur sangat bermanfaat untuk memeriksa data yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam neraca lajur, saldo akun-akun buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan penyusunan akun-akun dalam laporan keuangan.
Neraca lajur bukan laporan keuangan. Oleh karena itu neraca lajur tidak perlu dipublikasikan pada pihak luar. Neraca lajur tidak dapat menggantikan kedudukan catatan-catatan akuntansi atau laporan-laporan keuangan, melainkan semata-mata hanya merupakan alat pembantu untuk menyusun laporan keuangan.

B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom. 
NERACA LAJUR
Perkiraan 
Neraca Saldo 
Penyesuain
Neraca Saldo setelah Penyesuain 
Rugi-Laba 
Neraca 

















































































































































 CONTOH :






Tuesday 27 October 2015

REVIEW AKUNTANSI - AYAT JURNAL PENYESUAIAN

A. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan (fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Tujuan dan Fungsi Jurnal Penyesuaian adalah supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar kecilnya harga, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan yang seharusnya diakui di akhir periode.

Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data di 
neraca saldo dan data penyesuaaian akhir periode. Tidak seluruh pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.

B. Pengertian Jurnal Penyesuaian Bagi Perusahaan Jasa
Penyusunan neraca saldo biasanya dilakukan setiap akhir bulan, yang merupakan ringkasan dari perkiraan buku besar. Tetapi data yang terdapat dalam neraca saldo tidak langsung dapat disusun laporan keuangan, karena masih ada data yang memerlukan penyesuaian terlen=bih dahulu. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyusunan jurnal penyesuaian untuk melakukan penyesuaian pembukuan.

C. Akun-Akun yang Perlu Disesuaikan Pada Akhir Periode Akuntansi
Tidak semua akun memerlukan jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Akun-akun yang lazim disesuaikan pada akhir periode akuntansi untuk perusahaan jasa adalah sebagai berikut:
1. Beban dibayar di muka (prepaid expenses)
2. Pendapatan diterima di muka (deferred revenue)
3. Piutang pendapatan (accrued receivable)
4. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense)
5. Pemakaian aktiva tetap (depreciation of fixed asset)
6. Pemakaian perlengkapan
Mencatat Jurnal Penyesuaian Berikut ini adalah contoh data penyesuaian dan jurnalnya.
1. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka adalah jika perusahaan menerima pendapatan atas suatu barang/jasa yang belum diserahkan.
Contoh:
Pada tanggal 3 Agustus 2008, Charity membayar sewa kios selama 1 tahun sebesar Rp6.000.000,00
Jurnal tanggal 3 Agustus 2008 adalah.
Kas Rp6.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000
(Dicatat oleh pemilik kios) 

Pada waktu tutup buku tanggal 31 Desember 2008, jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
Pendapatan diterima di muka Rp2.500.000
Pendapatan sewa Rp2.500.000

Penjelasan :
Pada tanggal 3 Agustus 2008 pemilik kios menerima uang sebesar Rp6.000.000,00, tetapi bekum sepenuhnya menjadi hak pemilik kios, karena sewa tersebut untuk satu tahun, buka satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, bekiau mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000 (K).
Jika kita memakai dasar akrual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008 yang menjadi hak pemilik kioshanya 5 bulan, yaitu Rp2.500.000 (5/12 x Rp6.000.000= Rp2.500.000).

2. Piutang pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima dan belum dicatat, tetapi sebagian sudah seharusnya diterima pada periode yang bersangkutan.
Contoh:
Tanggal 1 September 2008 PT X menyimpan uang di bank Pasifik Rp1.000.000, suku bunganya 18% / tahun dan bunga diterima oleh PT X setiap 6 bulan sekali. (tiap 1 Maret dan 1 September ). Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan diterima tanggal 1 Maret 2009, sehingga sampai akhir periode akuntansi terdapat bunga yang diterima penendaannya selama 4 bulan. ( 1 September – 31 Desember) yaitu : 4/12 x 18% x Rp1.000.000,00 = Rp60.000

Jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang bunga pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut.
Piutang bunga Rp60.000
Pendapatan bunga Rp60.000

3. Biaya dibayar di muka 
Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar pada awal periode untuk pembayaran biaya sampai beberapa periode yang ditentukan.
Contoh:
Pada tanggal 1 Mei 2008 pemilik kios membayar biaya asuransi untuk periode satu tahun kepada PT Aman sebesar Rp3.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2008, saat pembuatan jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut.

Biaya asuransi Rp2.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp2.000.000

Penjelasan :
Pada tanggal 31 Desember 2008 asuransi yang sudah terpakai (biaya asuransi) saebesar Rp2.000.000 yaitu selama 8 bulan, dari bulan Mei sampai dengan bulan Desember. Perhitungannya adalah 8/12 x Rp3.000.000= Rp2.000.000

4. Utang biaya 
Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat.
Contoh:
Perusahaan membayar upah buruh setiap tiga hari sekali. Tarif upah Rp50.000 per hari. Para buruh dibayar tiap hari Senin. Ternyata tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Minggu. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat upah yang belum dibayar selama tiga hari = 3 x Rp50.000 = Rp150.000

Jurnal penyesuaian yang dicatat perusahaan adalah.
Beban gaji Rp150.000
Utang gaji Rp150.000

5. Kerugian Piutang 
Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang tak tertagih.
Contoh:
PT XYZ merelakan piutang Tuan B sebesar Rp200.000,00 karena usahanya bangkrut.

Jurnal penyesuaian yang dicatat PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2008 adalah.
Cadangan kerugian piutang Rp200.000
Piutang usaha Rp200.000

6. Penyusutan 
Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu.
Contoh :
Di daftar saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah Rp2.000.000,00, diputuskan manajemen bahwa penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp2.000.000 = Rp200.000

Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut.
Beban penyusutan peralatan kantor Rp200.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp200.000

7. Biaya pemakaian perlengkapan 
Biaya pemakaian perlengkapan adalah nilai sebagian dari harga beli perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi.
Contoh:
Perlengkapan di daftar saldo memperlihatkan jumlah Rp500.000, setelah dihitung secara fisik persedeiaan perlengkapan pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp300.000. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk kegiatan perusahaan berjumlah Rp200.000 (Rp500.000 – Rp300.000 = Rp200.000)

Jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya pemakaian perlengkapan tanggal 31 Desember 2008 adalah.
Beban perlengkapan Rp200.000
Perlengkapan Rp200.000


Tuesday 20 October 2015

REVIEW - JURNAL DAN POSTING

PENGERTIAN JURNAL
Jurnal adalah pencatatan transaksi keuangan ke dalam mekanisme debet dan kredit secara urut. Setiap transaksi sebelum di golongkan berdasarkan jenis rekeningnya harus di catat dulu kedalam Jurnal.

FUNGSI JURNAL
Berikut adalah fungsi jurnal
a. Fungsi pencatatan, artinya jurnal di gunakan untuk mencatat setiap transaksi keuangan baik transaksi internal maupun eksternal.
b. Fungsi historis, artinya di gunakan untuk mencatat transaksi sesuai dengan urutan terjadinya transaksi.
c. Fungsi instruktif, artinya di gunakan untuk mencatat transaksi sesuai dengan urutan terjadinya transaksi.
d. Fungsi analisis, artinya jurnal bersifat memerintah untuk melakukan pencatatan akuntansi selanjutnya.
e. Fungsi informatif, artinya jurnal dapat memberikan informasi-informasi atas pencatatan suatu transaksi.

PRINSIP DASAR PEMBUATAN JURNAL
1.      Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang cukup memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi.
2.      Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian.
3.      Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan (posting) jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan di dalam buku besar.
4.      Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar, yang akan menerima jumlah yang akan dibukukan dari jurnal
5.      Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang akan diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
6.      Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbemya dibuat sangat harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat ditentukan.

BENTUK JURNAL
Jurnal dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Jurnal Khusus
Jurnal khusus merupakan sebuah jurnal yang melakukan pencatatan transaksi sejenis yang terjadi berulang kali sehingga harus disediakan kolom-kolom khusus untuk melakukan pencatatannya.

b. Jurnal Umum
Jurnal umum adalah jurnal yang mencatat semua jenis transaksi, kecuali yang sudah tercatat dalam jurnal khusus. Untuk perusahaan yang jenis transaksinya masih sedikit, cukup menggunakan jurnal umum dengan dua kolom debit dan kredit.
JURNAL UMUM
Tanggal
Nama Akun dan Deskripsi Singkat
Reff
Debit
Kredit
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Keterangan:
  1. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, dan tahun terjadinya transaksi.
  2. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat transaksi yang didebet dan dikredit, disertai keterangan singkat tentang transaksi tersebut. 
  3. Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar. Sebelum dipindahkan, kolom ref. tetap dalam keadaan kosong. 
  4. Kolom debet digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
  5. Kolom kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
  6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.

POSTING
Posting adalah pencatatan transaksi keuangan perusahaan kedalam buku besar dan pembantu buku besar dalam periode tertentu, dengan atau yang melalui proses penjurnalan. Pencatatan di dalam buku besar dilakukan setiap adanya transaksi, dengan kata lain kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan penjurnalan. Kegiatan posting dapat juga dijelaskan sebagai proses pengelompokan transaksi yang terjadi kedalam masing-masing pos yang bersangkutan. 

Kegiatan posting ini harus dilakukan oleh setiap perusahaan, kegiatan ini mempunyai kegunaan untuk mengetahui jumlah saldo setiap akun pada periode tertentu. Dengan adanya buku besar pengguna akuntansi dapat secara langsung mengetahui transaksi- transaksi yang terjadi dan yang berkaitan dengan akun tertentu. Posting dilakukan pada saat yang sama dengan proses perjurnalan transaksi yang bersangkutan ke dalam jurnal umum, tidak dianjurkan untuk melakukan penundaan dalam proses posting. Adanya penundaan dalam proses posting akan memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan di dalam pencatatan transaksi.