Tuesday 24 November 2015

REVIEW AKUNTANSI-AKUNTANSI DAGANG

Akuntansi perusahaan dagang harus memiliki sistem untuk mencatat penerimaan barang dagang, menyajikan informasi mengenai persediaan barang dagang yang akan dijual, serta mencatat penjualandan beban atau harga pokok barang dagangan yang dijual.

Ciri Perusahaan Dagang
Kegiatan perusahaan jasa dalam menghasilkan pendapatan melibatkan pemberian pelayanan berupa jasa kepada pelanggan. Penghasilan atas jasa dilaporkan sebagai pendapatan jasa atau pendapatan honor (fee). Untuk mendapatkan laba bersih perusahaan jasa, pendapatan jasa atau honor dikurangi beban operasi yang terjadi pada saat menghasilkan jasa.

Sedangkan aktivitas perusahaan dagang dalam menghasilkan pendapatan diperoleh dari penjualanbarang dagang. Dan untuk menghasilkan barang dagang diperlukan adanya aktivitas pembelian persediaan barang dagang. Dengan begitu, ketika barang dagangan telah terjual, pendapatan tersebutdilaporkan pada akun penjualan dan untuk biaya atas barang dagang yang dijual dicatat pada akun harga pokok barang dagang (cost of merchandise sold) atau pada Harga pokok penjualan.
·         Contoh Jurnal Penutup
·         Contoh Neraca Lajur

Akuntansi Pembelian Untuk Perusahaan Dagang
Terdapat dua sistem akuntansi untuk mencatat persediaan barang dagang, pertama sistem persediaan perpetual dan kedua, sistem persediaan periodik. Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) mencatat pembelian dan penjualan barang dagang pada akun persediaan.
Sedangkan sistem persediaan periodik (periodic inventory system) mencatat jumlah persediaan barang dagangan pada saat akhir periode dengan melakukan perhitungan secara fisik persediaan barang dagang (physical inventory atau stok opname).
Pada sistem persediaan perpetual pencatatan pembelian barang dagang secara tunai adalah sebagai berikut :
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
Dan pembelian secara kredit dicatat sebagai berikut :
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Sementara untuk sistem persediaan periodik pencatatan pembelian barang dagang secara tunai adalah sebagai berikut :
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
Sedangkan pembelian secara kredit dicatat sebagai berikut :
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Dan pada saat dilakukannya stock opname pada akhir periode pada sistem periodik mencatat harga pokok penjualan adalah sebagai berikut :
(Dr) Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp xxx
(Dr) Pembelian Rp xxx

Diskon Pembelian
Untuk mencatat diskon pembelian pada sistem persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
Pada saat mencatat utang,
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Pada saat pembayaran utang dengan diskon pembelian,
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Diskon pembelian secara langsung mengurangi jumlah stok persediaan barang dagang.
Sedangkan untuk sistem persediaan periodik pencatatan diskon pembelian adalah sebagai berikut :
Pada saat mencatat utang,
(Dr) Pembelian Rp xxx
(Cr) Utang Usaha Rp xxx
Pada saat pembayaran utang dengan diskon pembelian,
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Kas Rp xxx
(Cr) Diskon Pembelian Rp xxx

Retur dan Potongan Pembelian
Untuk mencatat retur dan potongan pembelian pada persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Retur dan potongan pembelian secara langsung mengurangi jumlah stok persediaan barang dagang.
Pada persediaan periodik untuk mencatat retur dan potongan pembelian jurnal akuntansinya adalah seperti di bawah ini :
(Dr) Utang Usaha Rp xxx
(Cr) Retur dan Potongan Pembelian Rp xxx

Akuntansi Penjualan Untuk Perusahaan Dagang
Biasanya pendapatan atas penjualan barang dagang dapat diidentifikasi pada buku besar sebagaiPenjualan. Atau bisa juga perusaahan menggunakan istilah yang lebih tepat seperti Penjualan Barang Dagang.
Artikel lainnya:
·         Penyelesaian Siklus Akuntansi

Penjualan Tunai
Pada sistem persediaan perpetual, penjualan atas barang dagang secara tunai dapat dilakukanpencatatan akuntansi sebagai berikut :
Mencatat penjualan,
(Dr) Kas Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Mencatat Harga pokok penjualan,
(Dr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Mengurangi persediaan sesuai dengan modal barang dagang yang dijual.
Pencatatan jurnal penjualan tunai untuk sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :
(Dr) Kas Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Dalam sistem persediaan periodik pencatatan jurnal akuntansi untuk Harga pokok penjualan dilakukan pada saat stok opname akhir periode.

Penjualan Kredit
Pada sistem persediaan perpetual, penjualan atas barang dagang secara kredit dapat dilakukanpencatatan akuntansi sebagai berikut :
Mencatat penjualan,
(Dr) Piutang Usaha Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Mencatat Harga pokok penjualan,
(Dr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
(Cr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx – Mengurangi persediaan sesuai dengan modal barang dagang yang dijual.
Pencatatan jurnal penjualan kredit untuk sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :
(Dr) Piutang Usaha Rp xxx
(Cr) Penjualan Rp xxx
Dalam sistem persediaan periodik pencatatan jurnal untuk Harga pokok penjualan dilakukan pada saat stok opname akhir periode.

Diskon Penjualan
Untuk pencatatan jurnal Diskon penjualan, sistem perpetual dan sistem periodik memiliki persamaandalam hal pencatatannya, yaitu sebagai berikut :
(Dr) Diskon Penjualan Rp xxx
(Cr) Piutang Usaha Rp xxx

Retur dan Potongan Penjualan
Pada sistem persediaan perpetual untuk mencatat jurnal Retur dan potongan penjualan adalah sebagai berikut :
Mencatat Retur dan potongan penjualan,
(Dr) Retur dan Potongan Penjualan Rp xxx
(Cr) Piutang Usaha Rp xxx
Jurnal untuk mencatat pengembalian persediaan,
(Dr) Persediaan Barang Dagang Rp xxx
(Cr) Harga Pokok Penjualan Rp xxx
Untuk sistem persediaan periodik tidak ada proses pencatatan Retur dan potongan penjualan dikarenakan pencatatan persediaan dilakukan pada saat perhitungan persediaan (stock opname) pada saat akhir periode.

CONTOH :
Proses pencatatan transaksi keuangan ke Jurnal Umum pada perusahaan dagang sama dengan proses pencatatan transaksi keuangan pada perusahaan jasa yaitu diawalai dengan analisis transaksi untuk menentukan akun apa saja yang terpengaruh dan harus dicatat di sisi debet dan kredit. Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal umum juga harus sistematis dan kronologis.
Contoh :
Berikut ini transaksi yang dilakukan oleh PD “Amanah” selama bulan april 2006.
April :        1.        Dijual barang dagangan kepada CV “Aini” seharga Rp. 5.000.000,00 secara tunai.
Dibeli barang dagangan dari toko “Sekawan” seharga Rp. 3.000.000,00
Dibayar sewa gedung untuk 5 bulan Rp. 1.000.000,00
Dibeli barang dagangan dari CV Mutiara seharga Rp. 10.000.000,00 faktur no 010 dengan syarat 2/10, n/30
Dikembalikan sebagian barang dagangan kepada CV Mutiara karena rusak Rp. 2.000.000,00
Dibayar beban angkut barang kepada PT “Rama” sebesar Rp. 600.000,00
Dibayar dengan cek no. 511 kepada CV Mutiara sebagai pelunasan faktur no. 010.
Dijual  barang dagangan kepada toko “Subur” dengan faktur no. 015 seharga Rp. 3.500.000,00 dengan syarat 2/15, n/30.
17. Diterima nota debet dari toko “Subur” untuk pengembalian barang seharga Rp. 500.000,00.
20. Dibeli perlengkapan kantor dari toko “Syakita” Rp. 550.000,00
Diterima kiriman uang dari toko “Subur” untuk pelunasan faktur no. 015.

Dari transaksi di atas akan dibuat pencatatan ke dalam Jurnal Umum sebagai berikut :
Tanggal
Akun dan Keterangan
Ref
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
2006,April
1
KasPenjualan
(Penjualan tunai kepada CV “Aini)
5.000.000
5.000.000
2
PembelianKas
(pembelian tunai kpd CV “Sekawan”)
3.000.000
3.000.000
4
Sewa dibayar di mukaKas
(dibayar sewa untuk 5 bulan)
1.000.000
1.000.000
5
PembelianUtang gagang
(pembelian kredit dari CV “Mutiara”)
10.000.000
10.000.000
7
Utang dagangRetur pembelian dan PH
(pengembalian sebagain barang dagangan yang dibeli karena rusak)
2.000.000
2.000.000
8
Beban angkutKas
(pembayaran beban angkut kepada PT “Rama”)
600.000
600.000
10
Utang dagangKas
Potongan pembelian
(Pembayaran pembelian kredit dengan potongan)
8.000.000
7.840.000
160.000
15
Piutang dagangPenjualan
(Penjualan kredit kepada Toko Subur ,faktur no.015,syarat 2/15,n/30)
3.500.000
3.500.000
17
Retur penjualan dan PHPiutang dagang
(Pengembalian barang dan PH)
500.000
500.000

Tanggal
Akun dan Keterangan
Ref
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
20
SaldoPerlengkapan kantor
Kas
(Pembelian perlengkapan tunai)
34.150.000
550.000
34.150.000
550.000
25
KasPotongan penjualan
Piutang dagang
(penerimaan pembayaran piutang dari toko “Subur”)
2.940.000
60.000
3.000.000
37.150.000
37.150.000



1 comment:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete